kamuet #kata-kata mutiara

jika kau masih bertahan hidup sampai hari ini itulah yang disebut cerdas...
cerdas itu simple :)

Selasa, 31 Mei 2011

nArAtiVe text

BIWAR KILL A DRAGON

This is a story from west new guinea, an Indonesia  prrovince which has a stonger pacific (Polynesian/Micronesian) culture. The people are similar with the people in papua new guinea or aborigines In Australia. It’s bordered with papua new guinea in the east, sharing the island of new guinea (we call it irian), the second largest island in the world.
The inhabitants in the village of mimika were busy that day. They prepared 12 boats and set off to the upper course of the river, to find sago, the main food for people in new guinea, like rice in most of Asian nations or wheat in the western.
After three days, their boats were failed with sagos, and they headed home. But in the area of tamanipia, they were ridden  by a dragon, and their boats were struck by great waves, caused by the swings of the dragon’s tail. Most of them were drawn but a women managed to save herself, jumped to the ground and hid on a tree.
She was the only one who survived and she was pegnant she maintained to survive in the strange tree, eating its fruits and,,,,, she was still cautious  about the dragon, and listened to every noise that she heard un til she gave a birth to his son.
She named her son biwar. She raished biwar and gave him some skills like how to make various weapons, setting traps to catch animals, creating fire, and singing well, playing tifa, a traditional music instrument like African drusms.
Biwar became a handsome, strong, and healthy man, he’s so good in aiming arrows, and hunting, and he always bought home a lot of fish, deers and pigs for food.
When his mother saw him bringing fish, she asked where biwar got them. He said it was from the upper course of he river. Then she swallows him to go there and told him about his father and friends that were killed by the dragon.
Biwar decided to kill the dragon and set traps in the mouth of a cave then, he played his tifa and sang near it. It attracted the dragon and it moved toward the cave’s mouth. When it entered its head to the mouth of the cave, biwar pulled the rope that linked to his traps, and numbers of weapons like spears,daggers. arrows, and clubs, hit the head of the dragon. Its creamed  and rocked its body very hard, then died.
Biwar came home and told his mother. The next day, they set the sail            to return to their homeland the people in mimika are very happy, and they held a ceremony, to welcome the biwar as a citizen of mimika

Sabtu, 14 Mei 2011

W.S RENDRA

BIODATA W.S RENDRA DAN KARYA-KARYANYA

Nama:
WS Rendra

Nama Lengkap:
Willibrordus Surendra Broto Rendra

Tempat, Tanggal Lahir:
Solo, 7 Nopember 1935

Agama:
Islam

Istri:
Ken Zuraida

Pendidikan:
- SMA St. Josef, Solo
- Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
- American Academy of Dramatical Art, New York, USA (1967)

Karya-Karya
Drama:
- Orang-orang di Tikungan Jalan
- SEKDA dan Mastodon dan Burung Kondor
- Oedipus Rex
- Kasidah Barzanji
- Perang Troya tidak Akan Meletus
- dll

Sajak/Puisi:
- Jangan Takut Ibu
- Balada Orang-Orang Tercinta (Kumpulan sajak)
- Empat Kumpulan Sajak
- Rick dari Corona
- Potret Pembangunan Dalam Puisi
- Bersatulah Pelacur-Pelacur Kota Jakarta
- Pesan Pencopet kepada Pacarnya
- Perjuangan Suku Naga
- Blues untuk Bonnie
- Pamphleten van een Dichter
- dll

Kegiatan lain:
Anggota Persilatan PGB Bangau Putih

Penghargaan:
- Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional (1957)
- Anugerah Seni dari Departemen P & K (1969)
- Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975)

Sajak Sebatang Lisong

menghisap sebatang lisong
melihat Indonesia Raya
mendengar 130 juta rakyat
dan di langit
dua tiga cukung mengangkang
berak di atas kepala mereka

matahari terbit
fajar tiba
dan aku melihat delapan juta kanak - kanak
tanpa pendidikan

aku bertanya
tetapi pertanyaan - pertanyaanku
membentur meja kekuasaan yang macet
dan papantulis - papantulis para pendidik
yang terlepas dari persoalan kehidupan

delapan juta kanak - kanak
menghadapi satu jalan panjang
tanpa pilihan
tanpa pepohonan
tanpa dangau persinggahan
tanpa ada bayangan ujungnya
..........................

menghisap udara
yang disemprot deodorant
aku melihat sarjana - sarjana menganggur
berpeluh di jalan raya
aku melihat wanita bunting
antri uang pensiunan

dan di langit
para teknokrat berkata :

bahwa bangsa kita adalah malas
bahwa bangsa mesti dibangun
mesti di up-grade
disesuaikan dengan teknologi yang diimpor

gunung - gunung menjulang
langit pesta warna di dalam senjakala
dan aku melihat
protes - protes yang terpendam
terhimpit di bawah tilam

aku bertanya
tetapi pertanyaanku
membentur jidat penyair - penyair salon
yang bersajak tentang anggur dan rembulan
sementara ketidak adilan terjadi disampingnya
dan delapan juta kanak - kanak tanpa pendidikan
termangu - mangu di kaki dewi kesenian

bunga - bunga bangsa tahun depan
berkunang - kunang pandang matanya
di bawah iklan berlampu neon
berjuta - juta harapan ibu dan bapak
menjadi gemalau suara yang kacau
menjadi karang di bawah muka samodra
.................................

kita mesti berhenti membeli rumus - rumus asing
diktat - diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa - desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

RENDRA
( itb bandung - 19 agustus 1978 )
 
  


Sajak Orang Lapar

kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam


o Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin


kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan


seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran


o Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin


o Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca


o Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam


o Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu